Program Magister Komputer

TOGAF Architecture Development Method (Part 2)

Terdapat empat domain arsitektur sebagai bagian dari keseluruhan arsitektur enterprise yang telah telah didukung oleh TOGAF, yaitu :
Business Architecture, arsitektur ini mendefinisikan strategi bisnis, peraturan, organisasi, dan kunci dari proses bisnis.
Data Architecture, menjelaskan tentang struktur dari aset data organisasi baik secara fisik maupun dan sumber daya pengelolaan data.
Application Architecture, arsitektur menyediakan cetak biru sistem aplikasi untuk dideploy, interaksinya dan hubungannya kepada proses bisnis utama organisasi.
Technology Architecture, arsitektur mendeskripsikan komponen perangkat lunak maupun perangkat keras yang dibutuhkan untuk mendukung arsitektur bisnis, data dan aplikasi. Hal ini termasuk infrastruktur, jaringan, komunikasi, dan standarisasi.

Bagian inti dari TOGAF merupakan metodologi untuk mengembangkan desain arsitektur yang disebut Architecture Development Method (ADM), dengan diagram sebagai berikut :


TOGAF Architecture Development Method (Land et al.2009)

  1. Preliminary, merupakan fase deksripsi persiapan dan inisiasi kegiatan yang dibutuhkan untuk membangun arsitektur enterprise yang relevan. Di dalamnya termasuk definisi dari arsitektur organisasi yang spesifik, dan definisi prinsip-prinsip yang terdapat pada arsitektur. Pada fase ini harus menspesifikasikan who, what, why, when, dan where dari arsitektur itu sendiri.
    • What adalah ruang lingkup dari usaha.
    • Who adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang akan bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, dimana mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.
    • How adalah bagaimana mengembangkan arsitekture interprise, menentukan framework dan metode apa yang akan digunakan untuk menangkap informasi.
    • When adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur
    • Why adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan dengan tujuan organisasi yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi tujuan organisasi.

  2. Architecture Vision, fase ini berfungsi untuk mendefinisikan lingkup, visi, dan memetakan strategi keseluruhan dalam pengerjaan arsitektur. Aktifitas yang ada di dalamnya termasuk identifikasi stakeholder, pembuatan Architecture vision, dan mendapatkan persetujuan dari pihak yang terlibat. Architecture vision berisi penjelasan mengenai bagaimana kapabilitas dari arsitektur target akan membantu dalam mencapai goal bisnis. Beberapa langkah yang dilakukan pada fase ini adalah :
    • Menentukan / menetapkan proyek Mengindentifikasi tujuan dan pergerakan bisnis. Jika hal ini sudah didefinisikan, pastikan definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum jelas.
    • Meninjau prinsip arsitektur termasuk prinsip bisnis. Meninjau ini berdasarkan arsitektur saat ini yang akan dikembangkan. Jika hal ini sudah didefinisikan, pastikan definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum jelas.
    • Mendefinisikan apa yang ada di dalam dan di luar rungan lingkup usaha saat ini.
    • Mendefinisikan batasan-batasan seperti waktu, jadwal, sumber daya dan sebagainya.
    • Mengindentifikasikan stakeholder, kebutuhan bisnis dan visi arsitektur.
    • Mengembangkan Statement of Architecture Work.

  3. Business Architecture, fase ini berisi deskripsi dari arsitektur bisnis saat ini (baseline) serta pengembangan dari target arsitektur bisnis. Arsitektur bisnis mendeskripsikan strategi dari produk atau jasa, aspek organisasi, fungsi, proses, informasi, maupun geografis dari lingkungan bisnis. Seluruh aspek tersebut didasarkan pada prinsip bisnis, goal bisnis, dan taktik strategis. Beberapa langkah yang dilakukan di fase ini adalah :
    • Mengembangkan deskripsi asitektur bisnis saat ini untuk mendukung arsitektur bisnis target.
    • Mengindentifikasi reference model, sudut pandang dan tools
    • Melengkapi arsitektur bisnis
    • Melakukan gap analisis dan membuat laporan

  4. Information System Architecture, fase ini menekankan pada pengembangan dari arsitektur data dan aplikasi. Requirements management pada fase information system architecture ditinjau dari 2 (dua) aspek, yaitu application architecture dan data architecture.
    • Application Architecture
      Kebutuhan manajemen pada arsitektur aplikasi adalah manajemen membutuhkan aplikasi yang mendukung sistem informasi penerapan SNP agar dapat berjalan dengan maksimal dan juga online. Dengan aplikasi sistem informasi yang bersifat online diharapkan dapat diakses kapan dan dimanapun. Aplikasi yang dibutuhkan juga bersifat single system yang berjalan pada suatu platform sehingga tidak ada aplikasi yang berdiri sendiri, yang dikelola oleh masing-masing unit organisasi dan tidak memiliki standarisasi. Selain aplikasi bersifat online dan single system, manajemen menginginkan aplikasi yang bersifat dinamis dan realtime system. Dengan adanya aplikasi yang bersifat dinamis dan realtime diharapkan informasi yang di sajikan akurat, tepat waktu, dan up to date.
    • Architecture Data
      Pada data architecture, manajemen membutuhkan sumber-sumber data yang terpusat dan terintegrasi dengan tujuan meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dari operasi pengolahan data serta dapat menyediakan informasi multilevel, cross functional, tepat waktu, akurat, relevan. Dengan data yang terintegrasi diharapkan informasi yang nantinya disajikan benar dan akurat.

  5. Technology Architecture, fase ini mengembangkan arsitektur pada domain teknologi yang memetakan komponen aplikasi yang sudah didefinisikan di fase Information System Architecture ke dalam komponen teknologi, baik itu perangkat keras atau lunak.
    Beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat arsitektur teknologi yaitu:
    • Membuat deskripsi dasar dalam format TOGAF
    • Mempertimbangkan reference model arsitektur yang berbeda, sudut pandang dan tools
    • Membuat model arsitektur dari building block
    • Memilih services portfolio yang diperlukan untuk setiap building block
    • Mengkonfirmasi bahwa tujuan bisnis tercapai
    • Menentukan kriteria pemilihan spesifikasi
    • Melengkapi definisi arsitektur
    • Melakukan gap analysis antara arsitektur teknologi saat ini dengan arsitektur teknologi target.

  6. Opportunities and Solutions, fase ini membuat garis besar langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan arsitektur yang sudah dibuat di fase-fase sebelumnya, menetapkan apa yang akan dibeli, dibangun, atau digunakan kembali, dan juga bagaimana target arsitektur yang telah dibuat akan diimplementasikan. Pada fase ini akan dimulai rencana implementasi dan identifikasi dari cara realisasi arsitektur yang telah didefinisikan pada fase sebelumnya. Fase ini memiliki fokus kepada struktur yang akan mengimplementasikan arsitektur target. Tujuan dari fase ini adalah :
    • Mengevaluasi dan memilih pilihan implementasi yang diidentifikasikan dalam pengembangan arsitektur target yang bervariasi
    • Identifikasi parameter strategik untuk perubahan dan proyek yang akan dilaksanakan dalam pergerakan dari lingkungan saat ini ke tujuan
    • Menafsirkan ketergantungan, biaya dan manfaat dari proyek-proyek yang bervariasi.
    • Menghasilkan sebuah implementasi keseluruhan dan strategi migrasi dan sebuah rencana implementasi detail.

  7. Migration Planning, fase ini mendeskripsikan langkah-langkah detail yang perlu dilakukan untuk melakukan migrasi dari arsitektur lama menuju arsitektur baru. Secara detail fase ini memiliki formula dari kumpulan aksi sekuensial yang detail, untuk melakukan perubahan arsitektur dengan dukungan dari rencana implementasi dan migrasi. Fase ini akan memfinalisasikan rencana implementasi dan migrasi yang untuk dilakukan pada organisasi.

  8. Implementation Governance, fase ini memformulasikan rekomendasi-rekomendasi untuk setiap rencana implementasi yang akan dilakukan dan memastikan implementasi tersebut sesuai untuk mencapai tujuan, serta memastikan solusi telah di-deploy dengan sukses. Fase ini menetapkan hubungan antara arsitektur dan organisasi implementasi melalui kontrak arsitektur.Tujuan dari fase ini adalah :
    • Untuk merumuskan rekomendasi dari tiap-tiap proyek implementasi
    • Membangun kontrak arsitektur untuk memerintah proses deployment dan implementasi secara keseluruhan
    • Melaksanakan fungsi pengawasan secara tepat selagi sistem sedang diimplementasikan dan dideploy
    • Menjamin kecocokan dengan arsitektur yang didefinisikan oleh proyek implementasi dan proyek lainnya.


  9. Architecture Change Management, pada fase ini dilakukan penilaian performa dari arsitektur yang sedang berjalan serta merekomendasikan perubahan jika diperlukan. Fase ini berisi penetapan prosedur untuk mengatur perubahan ke arsitektur yang baru.

  10. Requirements Management, fase ini BUKAN bagian dari fase dasar struktur TOGAF ADM keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh TOGAF ADM yang secara kontinu diarahkan oleh proses pengelolaan requirements. Di dalamnya merupakan proses dinamis dimana requirement untuk arsitektur enterprise dan perubahannya diidentifikasi, disimpan, dan digunakan pada fase TOGAF ADM yang sesuai.